_My Blog_

28 April 2010

^..Aku Menangis untuk Adikku Enam Kali..^

Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya, Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya. "Siapa yang mencuri uang itu?" Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi Beliau mengatakan, "Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!" Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, "Ayah, aku yang melakukannya!" Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi. Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai Beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, Beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, "Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? ... Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!" 

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, "Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi." Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.  

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, "Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik...hasil yang begitu baik..." Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, "Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?" 

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, "Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku." Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. "Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu keparat lemahnya? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!" Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menjulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, "Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya; kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini." Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku: "Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang." Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas). 

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan, "Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!" Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, "Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?" Dia menjawab, tersenyum, "Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?" Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu dari adikku semuanya, dan tersekat-sekat dalam kata-kataku, "Aku tidak perduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu..." Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, "Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu." Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23. 

 Kali pertama aku membawa pacarku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. "Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!" Tetapi katanya, sambil tersenyum, "Itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu.." Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. "Apakah itu sakit?" Aku menanyakannya. "Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan..." Ditengah kalimat itu ia berhenti.
Aku membalikkan tubuhku memunggunginya, dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26. 

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Banyak kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, sekali meninggalkan dusun, mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, "Kak, jagalah mertuamu aja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini." Suamiku menjadi direktur pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.  

 Suatu hari, adikku diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, "Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?"

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. "Pikirkan kakak ipar--ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?" Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: "Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!" "Mengapa membicarakan masa lalu?" Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, "Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?" Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, "Kakakku." Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat. "Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, "Dalam hidupku, orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku." Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

Diterjemahkan dari : "I Cried for My Brother Six Times"

Yang baru pertama kali membacanya pasti sangat tersentuh jiwa dan hatinya..
Sarat dengan pesan sosial yang sangat dalam..
Aku tak pernah bosan untuk membacanya berulang-ulang.. 
Pengorbanan ini sungguh luar biasa....

^..SWEETO..^



 


31 Maret 2010

" kUlDeSAk "

Aku tersesat dalam kegelisahan , dan tak tahu apa yang harus aku lakukan . Kebahagiaan mempunyai makna yang baru buatku saat ini . Walau aku tidak tahu seperti apa bentuknya nanti . Entah dengan siapapun akan aku jalani .Tapi ,aku tidak rela jika hanya menjadi selir hatimu .Yang terpenting saat ini adalah,aku tetap bertahan dalam sebuah paradigma  yang bernama kegagalan . Engkau tahu ,aku tidak menyalahkan keadaan ini , tapi yang aku sesalkan adalah aku telah mengenal dirimu , perhatianmu , kedewasaanmu  serta kerasnya dirimu . Kau telah mengambil 1/16 perasaanku terhadap dirimu.
Ku resapi setiap penggalan  kata - katamu , kuartikan sebuah kebaikan  atas  segala tingkah lakumu yang kadang membuatku terlalu jauh untuk menyimpulkan seolah - olah kau tulus akan diriku . Apakah ini sebuah harapan ? 
Di satu sisi , aku hanyalah tempat peraduan buatmu , kau tidak pernah ada disaat aku membutuhkan dirimu , tapi , aku harus selalu ada disaat kau membutuhkan aku . Bathinku selalu merasakan kehangatan sentuhan dirimu , mengapa kau selalu memanggil jiwaku yang kadang aku tidak mau untuk mendengarnya !!! Kau jauh !! Aku tidak kuasa untuk mendekap erat tubuhmu dalam ingatanku . Dengan siapakah engkau disana ? Ku tidak ingin menyalahkan arti dari semua ini . Tapi , aku hanyalah wanita biasa yang kadang  rapuh jiwanya . 
Ku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu , walau itu sangat menyiksa bathinku  !! 

05 Februari 2010

ARTI SEBUAH KESEMPURNAAN....................................

Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa bahwa, TUHAN pasti menciptakan seorang perempuan yang cantik dan sangat sempurna untuk menjadi jodohnya. Karenanya ia berkeliling desa untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia disebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yang memiliki 3 anak perempuan yang semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani itu dan mengatakan bahwa ia akan mengawini salah satu diantara mereka. Ia sangat bingung untuk memilih mana yang paling cantik dan sempurna.

Kemudian bapak petani itu menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu. Dan lelaki itupun setuju dengan usul  petani tersebut.

Hari pertama, lelaki itu pergi berduaan dengan anak pertama bapak petani, begitu ia pulang  lelaki itu mengatakan bahwa anak pertamanya memiliki cacat kecil. Yaitu, jempol kaki kirinya lebih kecil dari jempol kaki kanannya.

Hari kedua, lelaki itu kembali pergi berduaan dengan anak kedua bapak petani, begitu ia pulang  lelaki itu mengatakan juga bahwa anak keduanya juga memilik cacat kecil. Yaitu matanya agak juling.

Hari ketiga, adalah hari terakhir untuk menentukan apakah anak ketiga bapak petani tersebut layak dijadikan istri. Akhirnya lelaki tersebut pulang dengan gembiranya, dan mengatakan kepada bapak petani bahwa anak ketiganya adalah wanita yang ia cari - cari selama ini. Karena wanita ini benar - benar sempurna lelaki itu berkata.

Lalu, tibalah hari pernikahan lelaki tersebut dengan anak ketiga bapak petani. Sembilan bulan kemudian istrinya melahirkan anak pertamanya. Dengan penuh kebahagiaan, lelaki tersebut meyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika anak tersebut lahir, lelaki itu begitu kaget dan kecewa, karena anaknya sangat jelek. Lalu pergilah lelaki tersebut menemuai bapak petani yang merupakan ayah mertuanya. 

"Kenapa anak saya jelek seperti ini Pak?''." Mengapa hal seperti ini terjadi kepada saya? ". Anak bapak cantik dan saya tampan. Kata lelaki tersebut. Bapak petani kemudian menjawab dengan santainya. Anak ketiga saya juga mempunyai cacat kecil yang kamu tidak tahu!! Pada saat kamu mengawininya dulu, ternyata dia sudah hamil duluan dengan lelaki lain !!..

^..Ironis memang!! Kadangkala disaat kita mencari kesempurnaan justru yang kita dapat hanyalah kekecewaan. Tetap dikala kita siap dengan menerima segala kekurangan, maka segala sesuatunya akan terasa sangat istimewa..^


03 Februari 2010

MOM.. IBU.. BUNDA.. UMI.. EMAK.. MAMA.. BIYUNG.. MBOK.. BU'E..

Beliau melahirkan kita sambil menangis kesakitan!!
Masihkah kita menyakitinya??
Masih mampukah kita tertawa melihat penderitaan-nya??
Mencaci maki-nya??
Melawan-nya??
Memukul-nya??
Mengacuhkan-nya??
Meninggalkan-nya??
Beliau tidak pernah mengeluh membersihkan kotoran kita waktu kita masih kecil!!
Memberikan ASI waktu kita bayi,
Mencuci celana kotor kita,serta menahan derita.
Bahkan menggendong kita sendirian disaat Ayah sedang mencari nafkah.SADARILAH bahwa di Dunia ini tidak ada 1 orang pun yang mau mati demi IBU, tetapi Beliau justru satu-satunya orang yang bersedia mati untuk melahirkan kita... 

IBU,,aku sangat mengagumimu, mencintaimu, menyayangimu. Keteguhan dan ketegaran hatimu patut aku jadikan tolak ukur dalam hidupku. Maafkan aku sering membuatmu menangis, jengkel, marah dan kecewa atas sikap dan perilaku diriku. Kemarahanmu adalah semata-mata bahwa engkau sangat menyayangiku, walau kadang sering bahkan aku suka salah mengartikannnya.Maafkan aku atas ketidak tahuan diriku Ibu.Engkau adalah "PAHLAWAN" ku. Perjuanganmu tidak dapat disangkal lagi.Terlebih disaat AYAH pergi meninggalkan kita semua. Engkau adalah sosok HEBAT dalam hidupku.


IBU,,Cinta Kasihmu Sepanjang Zaman dan tak tergantikan....................
Disaat aku jatuh dan terpuruk engkau selalu ada disampingku.
^..Janganlah pernah menyakiti hati seorang IBU, jauh didalamnya terdapat "SURGA" yang Maha Dahsyat..^ Subhanallah..
Tanpa doa'mu aku bukanlah siapa - siapa. Karena Restumu adalah Restu ALLAH SWT.










01 Februari 2010

"PEMBELAJARAN DIRI TENTANG NILAI ARTI KEHIDUPAN"

Setelah saya berada disebuah pedesaan yang sangat tenang, sejuk, jauh dari hiruk pikuk kota Jakarta yang hedonis, penuh sesak dan kemunafikan.Tepatnya dikampung halaman ke-2 orang tua saya didaerah Purbalingga Ja-Teng Lebaran 2009 lalu. Saya berfikir setelah membaca sebuah artikel pada sebuah majalah People Asia yang berisi tentang pembelajaran diri.

Saya bukanlah siapa-siapa dimata TUHAN,jika saya sebuah bilangan maka saya adalah angka nol ( 0 ).Saya hanyalah makhluk kecil yang harus banyak belajar tentang sebuah nilai arti kehidupan.Betapa mudahnya manusia mengucapkan sebuah janji yang belum tentu dia dapat mewujudkannya.Betapa mudahnya manusia berbuat sesuatu hal yang belum tentu ia dapat mempertanggung jawabkannya. Tanpa ia menyadarinya terlebih dahulu.
 
Betapa bodohnya sebuah tindakan yang tidak difikirkan secara matang terlebih dahulu. Hargailah yang memang sepatutnya pantas untuk  dihargai. Sayangilah yang memang sepatutnya pantas untuk disayangi. Cintailah yang memang sepatutnya pantas untuk dicintai. 

Meskipun hasilnya belum maksimal,paling tidak saya belajar dan terus berusaha untuk semua ini. Untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya menyadari,banyak orang yang terluka karna sikap dan perilaku saya selama ini dan tidak sedikit juga beberapa orang telah melukai hati dan perasaan saya.

Untuk semua ini Saya belajar :

•Bahwa saya tidak dapat memaksakan orang lain mencintai saya, saya hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang saya cintai.

•Bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepecayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya.

•Bahwa sahabat terbaik bersama saya dapat melakukan banyak hal dan kami selalu memiliki waktu terbaik.

•Bahwa orang yang saya kira adalah orang yang jahat justru adalah orang yang membangkitkan semangat dalam hidup saya kembali serta orang yang begitu perhatian pada saya.

•Bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh walau dipisahkan oleh jarak yang jauh. Bahkan beberapa  diantaranya melahirkan cinta sejati.

•Bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan bukan berarti bahwa dia tidak  mencintai saya.

•Bahwa sebaik-baiknya pasangan itu , mereka pasti pernah melukai perasaan saya, dan untuk itu saya harus memaafkannya.

•Bahwa saya harus banyak belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

•Bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi saya, dan saya harus bertanggung jawab untuk apa yang telah saya lakukan.

•Bahwa 2 manusia dapat melihat suatu benda , tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda.

•Bahwa tidaklah penting memiliki apa yang saya miliki, tapi yang terpenting adalah siapa saya ini sebenarnya.

•Bahwa tidak ada yang instant atau serba cepat didunia ini. Semua butuh proses dan pertumbuhan kecuali saya ingin sakit hati.

•Bahwa saya harus memilih apakah menguasai sikap dan emosi, atau sikap dan emosi yang menguasai saya.

•Bahwa saya punya hak untuk marah, tetapi itu bukan berarti saya harus benci dan berlaku bengis.

•Bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang saya cintai.

•Bahwa orang-orang yang saya kasihi justru sering diambil segera dari kehidupan saya.

Love doesn’t make the world go round. Love is what make the ride worth while.
Have Nice learnig..Just as Like me..Had you realised to understand about this Hard Life??
Just do it, With what you do!!!

" MUHASABAH "

ROBBI,,,
Aku malu menghadap-MU
Karena aku tahu..........
Betapa banyak nista yang terpoles diwajah ini
Betapa banyak cumbu rayu semu yang menyeretku kian jauh dari-MU
Aku malau menatap-MU
Walau lewat kerling sudut mataku
Karena aku tahu..........
Betapa banyak nista yang kubiarkan lewat dipandanganku
Menjual mimpi harapan palsu
Semakin terlena aku terbuai melupakan-MU

ROBBI,,,
Sungguh aku malu
Tuk tega berdiri dihadapan-MU
Karena aku tahu..........
Betapa angkuh dan aniayanya aku
Merasa diri begitu besar dan sempurna
Sehingga syukurku jatuh limbung
Diterjang nafsu dan kesombonganku

ROBBI,,,
Biarkan aku malu dan menyesali masa lalu
Tuk mulai arif menghitung waktu yang telah terbuang
Untuk setiap detik yang kian membentang
Yang mungkin masih KAU sisakan untukku
Dan biaskan cakrawala baru
Untuk mengubah kelam hidupku

Yaa ROBBI,,,
Biarkan aku malu...
Dipenghujung malam yang hening milik-MU
Dalam tangis dan munajatku yang sangat bening
Dan biarkanlah aku....
Tumpahkan segala asa dan rasa
Diatas sajadahku yang penuh airmata..

Cimanggis,130499

25 Januari 2010

" CINTAKU yang HILANG "

Aku bukan orang yang pemaaf, tapi juga bukan pendendam. Sedikit sensitif itulah aku. Saat ini masa-masa transisiku hampir 80% sudah aku lewati dan kini aku kembali membangun kepercayaan diriku yang pernah hancur, tak berbentuk, dan tak berpondasi. Yaaahh, Mungkin setiap individu pernah mengalami kegagalan seperti halnya diriku, tapi aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan mengulangi sebuah kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. 
Aku menyukai kesendirian, ketenangan serta suasana yang penuh keteduhan. Karena ditempat seperti itulah aku bisa berpikir secara gamblang tanpa paksaan dari siapapun .Bahwa keras dan sulitnya kehidupan yang terkadang manusianya tidak pernah ramah terhadap manusia lainnya.Namun, disaat aku sedang sendiri, aku selalu bertanya kepada diriku, "masih waraskah aku''? . Pertanyaan ini selalu muncul dari lubuk hatiku yang paling dalam. Disaat aku sedang sendiri, resah, gelisah, gundah gulana dan tak tentu arah. Wajar saja pertanyaan itu selalu muncul karena dulu aku pernah mengalami depresi yang sangat berat, bahkan aku hampir kehilangan kesadaran dan nyaris melakukan tindakan bodoh "bunuh diri" bahkan aku hampir gila.Entahlah, mengapa hal seperti itu harus terjadi kepadaku . Aku merasa tidak berguna pada saat itu,aku tidak merasa berarti apa-apa untuk orang lain bahkan untuk diriku sendiri. Jatuh bangun aku melewati masa-masa sulit ini, penuh cobaan, hinaan, cacian bahkan tidak sedikit sindiran yang diarahkan kepada diriku.
15 Agustus 1999 - 15 Oktober 2001.Perjalanan hidup yang tidak mudah dan penuh rintangan telah kumulai. Lelaki  itu yang mengenalkanku pada sebuah perjalanan hidup  bernama " CINTA "..
Betapa dulu aku sangat mengagungkan , memujanya, mendewakannya, bahkan menyembahnya untuk sebuah keterperosokan  bernama " CINTA ".Dulu tidak ada yang lebih indah selain Cinta, tidak ada semangat hidup tanpa Cinta, bahkan aku rela dijauhkan dari keluarga serta sahabat-sahabat tercintaku karena Cinta. Sungguh bodoh memang aku pada saat itu. Tanpa dia hidupku terasa hampa, kosong, seperti bilangan-bilangan tak terbentuk, aku tak bisa kehilangan dia walau sedetik saja. 
TUHAN,,,,sungguh aku malu untuk menceritakan semua ini, tapi tidak ada salahnya kalau aku berbagi pengalaman dengan yang lainnya. Kurasa sudah terlalu banyak wanita sering dijadikan objek atas perbudakan yang mengatasnamakan Cinta.
Aku selalu bertanya, dimanakah janji indah yang pernah dia ucapkan dulu, sejuta rayuan, pujian, tak pernah lepas dari bibirnya..Betapa romantis cara dia menyajikan sebuah Cinta, betapa apik dia menghidangkannya dihadapanku, dan betapa lahap aku menyantapnya seperti orang yang sedang kelaparan. Ketika aku tersedak, aku tersadar bahwa dia telah meninggalkanku. TUHAN,,,betapa hancurnya aku saat itu,serasa dunia ini akan runtuh, apakah ini kiamat buatku?? Tak henti-hentinya aku bertanya, menangis, berteriak, bathinku  tertekan..Yaaa,,aku kehilangan kesadaran, tidak terkontrol, jatuh, rapuh, luluh lantah, seperti diterjang badai tsunami. 
Apakah TUHAN sudah tidak memperdulikan keadaanku? Kemana lagi akan kulangkahkan kakiku pada saat itu, pada siapa lagi aku akan menyandarkan tubuhku yang tidak berdaya, kepada siapa lagi aku harus mencurahkan segala isi hatiku.
Hatiku seperti dicabik-cabik, seperti dihunus oleh pedang yang tajam, seperti  disayat - sayat  kemudian disiram oleh air cuka..
TUHAN,,,harus kepada siapa lagi akan kutitipkan asa ini?? "tanyaku pada saat itu''.
Aku lemah tak berdaya, rasanya tulang didalam tubuhku patah semua, mengangkat kepalaku saja aku tak sanggup, apalagi harus menopang tubuhku dan bertumpu dikedua kakiku pada saat itu.Dia bersenang-senang diatas penderitaanku, bahkan sepertinya keluarganyapun sedang merayakan kegembiraan atas kehancuran diriku..
Lalu,,aku berpikir disaat aku mengalami keterpurukan seperti itu hanya ada beberapa orang terdekat yang selalu memberikan semangat buatku.Mereka adalah Keluargaku serta Sahabat-sahabat tercintaku. Orang-orang yang sudah aku abaikan , aku tak pedulikan , bahkan tidak aku dengarkan sedikit saja nasehat dari mereka. Sungguh,,aku sangat malu untuk kembali kepada pelukan mereka, tapi ternyata mereka tidak meninggalkanku, bahkan tidak menyalahkan ku atas kesalahan terbesar dalam hidupku saat itu. Mereka selalu ada buatku disaat aku jatuh, dan tak berdaya. Karena Budak Cintaku kepada dirinya aku hampir saja kehilangan cinta kasih mereka.
Aku bersyukur, mereka selalu ada buatku , terlebih disaat aku mengalami sebuah kehancuran. Mungkin aku saja yang kurang peka dan peduli atas kasih sayang mereka.
Kemudian, aku disadarkan oleh kenyataan hidup, bahwa Cinta yang aku inginkan, belum tentu baik untuk diriku .Mungkin TUHAN lebih tau apa yang umatnya butuhkan dan perlukan pada saat.
Pengalaman pahit ini membuatku tersadar dan terbangun dari mimpi-mimpi burukku yang pernah menjadi sebuah kenyataan.
Aku belajar dari semua ini, untuk menjadi pribadi yang lebih tegar, kuat dan bijaksana. Aku tidak ingin hidup kembali dimasa lalu, masa depan sedang menungguku, dan membentang didepan sana. Kegagalanku adalah sebuah awal keberhasilanku. Ku menyadari TUHAN sangat mencintaiku sehingga DIA tidak ingin aku jatuh dipelukan lelaki yang tidak tepat. Ini bukanlah akhir dari segalanya, tapi ini adalah awal untuk menuju kepada kehidupan yang lebih baik..Semoga
Alhamdulillah,,terima kasih TUHAN,, kau berikan aku kesempatan memperbaiki diriku kembali, menjadi lebih berharga serta pantas untuk dihargai. Ini adalah fase terberat dalam hidupku. 2001 - 2006, Kurasa cukup melewati 5 tahun  bukanlah waktu yang sebentar menghadapi masa sulit itu .TUHAN selalu sayang kepada umatnya, kusadari itu..
2007 hingga kini kumulai menemukan kebahagiaanku  serta kedewasaanku yang sebenarnya.Semoga kau bahagia bersama kehidupan serta ambisimu, pengorbanan atas diriku untuk kebahagiaan keluargamu yang telah kau wujudkan.Ternyata aku masih waras dan tidak gila untuk menghadapi semua ini. Pelajaran yang  sangat berharga, tanpa terkecuali.
"Kita Saling Mencintai, Kita saling Bertengkar, tetapi dipertengkaran Kita Saling mencintai" ku maknai kata-kata itu. Terima kasih sudah mengajariku tentang banyak hal,dari pengkhianatanmu aku belajar akan semuanya. Bahwa hidup ini sangat berarti . Tanpa dirimu aku semakin berharga untuk diriku , keluargaku  serta orang - orang yang kucintai..